Pages

Saturday, July 01, 2017

Q & A Penting , part. 1

Jelaskan objek dan tujuan ilmu kalam sesuai dengan perjalanan sejarahnya?
Objek Ilmu Kalam :
Secara bahasa al kalam berarti ucapan-ucapan, pandangan-pandangan dan pendapat-pendapat
Secara istilah al kalam berarti pandangan para ahli teologi islam tentang ajaran-ajaran dan akidah tauhid dalam islam.
Ilmu kalam secara istilah berarti kajian ilmiah untuk memahami keyakinan keagamaan berdasarkan pada argumentasi yang kuat dan pokok.
Berikut definisi ilmu kalam menurut beberapa orang ulama,
Menurut AlGhozali, ilmu yang bertujuan untuk menjaga kemurnian aqidah ahlu sunah dan menjaganya dari kesesatan ahlu bidah.

Menurut Ibnu Qoldun, ilmu yang mengandung berbagai argumentasi tentang aqidah yang diperkuat dengan dalil aqidah dengan tujuan menolak ahlu bidah yang secara keyakinan menyimpang dari aqidah salaf.
Menurut AlFaroghi, ilmu yang menbahas zat dan sifat Allah beserta eksitensi semua yang berhubungan dengan dunia dan akhirat berdasarkan dalil-dalil.
Menurut M Abduh, ilmu yang membahas wujud Allah , sifat yang wajib bagiNya dan sifat mustahil bagiNya serta membahas tentang Rasulullah SAW, kenabiannya dan risalahnya.

Sejarah ilmu kalam,
Pada masa Nabi Muhammad SAW berupa wahyu yang diturunkan kpd Nabi SAW dan juga perkataan nabi yang menjadi hadits.
Pada masa Khulafaurasyiddin (Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali) berupa pendapat sahabat-sahabat tersebut biasanya terkait dengan politik.
Pada masa Bani Umayyah berupa pendapat dari para ulama tabiin yang terkait dengan politik dan aqidah.
Pada masa Bani Abasiyah berupa pendapat para ulama terkait dengan aliran-aliran sesat, politik dan aqidah.
Dari uraian di atas bisa dikelompokan objek ilmu kalam sebagai berikut :
As-Sam'iyyat
ialah membincangkan perkara-perkara ghaib yang tidak dapat diketahui melainkan dengan perantaraan wahyu, seperti syurga, neraka, mahsyar dan sebagainya.
Ghobiyyat
Ialah yang membincangkan tentang keimanan seperti iman kepada malaikat.
Qadha dan Qadar
Ialah sesuatu hal yang membicarakan tentang ketetapan allah swt dan juga takdir.

Tujuan Ilmu Kalam :
Sebagai ilmu yang berusaha membela aqidah ajaran islam dan menjawab subhat tentang ajaran islam yang dilemparkan oleh musuh-musuh islam terhadap aqidah islam.
Memperkuat aqidah umat islam melalui dalil-dalil naqli maupun aqli (akal)
Membentengi aqidah islamiyah dari upaya-upaya penyelewengan yang dilakukan oleh musuh-musuh islam baik internal/eskternal.


Sebutkan manfaat dan sebab-sebab lahirnya ilmu kalam ?
Manfaat Ilmu Kalam :
Mengajarkan kepada kita pengetahuan tentang dari mana kita ambil dalil tentang aqidah kita.
Mengetahui tujuan para ulama mempelajari ilmu kalam.
Bisa mengetahui aliran-aliran sesat dan benar.
Mengetahui metode dan cara menjawab kelemahan-kelemahan aliran sesat.
Mewaspadai lahirnya aliran-aliran sesat dalam masyarakat.
Sebagai alat untuk mengetahui Allah swt dan apa saja yang layak bagi Allah dan tidak layak bagi Allah swt.
Sebagai ilmu yang mengetahui ilmu tentang Rasulullah apa saja yang layak baginya dan tidak layak baginya
Membersihkan aqidah dan keyakinan kepada Allah swt terkait apa-apa yang mustahil.

Sebab-Sebab Lahirnya Ilmu Kalam :
Ilmu kalam muncul pada masa bani umayyah dan abassiyyah (karena pada zaman itu banyak sahabat yang sudah wafat) sebab utamanya adalah :
Ilmu kalam muncul karena banyaknya perbedaan pendapat
Karena berinteraksi dari bangsa luar (filsafat yunani)
Banyaknya aliran-aliran sesat di masyarakat, seperti khowarij, mu’tazilah, syiah

Jelaskan perbedaan iman kufur nifak syirik dan fasik ?
Iman
قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنزلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنزلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالأسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ (2136)
Katakanlah (hai orang-orang mukmin), "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub, dan anak cucu-nya; dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya."

Kata iman berasal dari bahasa Arab yang berarti tasdiq (membenarkan). Iman adalah kepercayaan dalam hati, meyakini dan membenarkan sekuat hati, diucapkan dengan lisannya dan pada akhirnya akan mengamalkan apa yang disyariatkan.

Kufur
اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (257) QS.2
Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
Allah menceritakan bahwa Dia memberi petunjuk orang yang mengikuti jalan yang diridai-Nya ke jalan keselamatan. Untuk itu Dia mengeluarkan hamba-hamba-Nya yang mukmin dari kegelapan, kekufuran, dan keraguan menuju kepada cahaya perkara hak yang jelas lagi gamblang, terang, mudah, dan bercahaya. Orang-orang kafir itu penolong mereka hanyalah setan. Setanlah yang menghiasi mereka dengan kebodohan dan kesesatan. Setan mengeluarkan mereka dan menyimpangkan mereka dari perkara yang hak kepada kekufuran dan kebohongan.
{أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ}
Mereka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (Al-Baqarah: 257)
Karena itulah dalam ayat ini Allah mengungkapkan lafaz an-nur dalam bentuk tunggal, sedangkan lafaz zalam (kegelapan) diungkapkan-Nya dalam bentuk jamak. Dengan kata lain, disebutkan demikian karena perkara yang hak itu satu, sedangkan perkara yang kufur itu banyak ragamnya; semuanya adalah batil. Seperti yang diungkapkan oleh ayat lainnya, yaitu firman-Nya:
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepada kalian agar kalian bertakwa. (Al-An'am: 153)
Kata kufur dalam pengertian bahasa Arab berarti menyembunyikan atau menutup. Sedangkan menurut syariat adalah menolak kebenaran dan berbuat kufur karena kebodohannya.  Adapun pengertian kufur yang hakiki adalah keluar dan menyimpang dari landasan Iman

Nifak
QS. Al Ahzab
{هُنَالِكَ ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُونَ وَزُلْزِلُوا زِلْزَالا شَدِيدًا (11) وَإِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ إِلا غُرُورًا (12) وَإِذْ قَالَتْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ يَا أَهْلَ يَثْرِبَ لَا مُقَامَ لَكُمْ فَارْجِعُوا وَيَسْتَأْذِنُ فَرِيقٌ مِنْهُمُ النَّبِيَّ يَقُولُونَ إِنَّ بُيُوتَنَا عَوْرَةٌ وَمَا هِيَ بِعَوْرَةٍ إِنْ يُرِيدُونَ إِلا فِرَارًا (13) }
Di situlah diuji orang-orang mukmin dan diguncangkan (hatinya) dengan guncangan yang sangat. Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata, "Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya. Dan (ingatlah) ketika segolongan di antara mereka berkata, "Hai penduduk Yasrib (Madinah), tidak ada tempat bagimu, maka kembalilah kamu. Dan sebagian dari mereka minta izin kepada Nabi (untuk kembali pulang) dengan berkata, "Sesungguhnya rumah-rumah kamu terbuka (tidak ada penjaga)." Dan rumah-rumah itu sekali-kali tidak terbuka, mereka tidak lain hanyalah hendak lari.
Allah Swt. menceritakan keadaan tersebut, yaitu ketika golongan yang bersekutu bermarkas di sekitar Madinah, sedangkan kaum muslim terkepung oleh mereka dalam keadaan yang sangat terjepit dan sangat gawat. Dan Rasulullah Saw. ada di antara mereka; mereka mendapat ujian dan cobaan yang berat, dan mereka diguncangkan oleh guncangan yang sangat kuat. Maka pada saat itulah tampak kemunafikan dan berkatalah orang-orang yang di dalam hatinya terdapat penyakit nifak mengungkapkan apa yang terkandung di dalam diri mereka, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:
{وَإِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ إِلا غُرُورًا}
Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata, "Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya. (Al-Ahzab: 12)
Adapun orang-orang munafik, mereka menampakkan keasliannya; dan orang-orang yang di dalam hatinya masih terdapat keraguan atau iman yang lemah, mereka menghela napas karena rasa waswas yang ada dalam hatinya dan imannya yang masih lemah dalam menghadapi keadaan yang sangat sempit dan gawat tersebut.
Jadi nifak adalah penyakit dari  orang munafik atau sifat dari orang munafik yang belum 100% beriman kepada Allah dan rosulNya karena disaat mereka diuji dengan ketidaknyamanan mereka tidak percaya lagi kepada Allah dan rosulNya.

Syirik
{قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا (110) }
Katakanlah, "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kalian, yang diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa. Barang siapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya.
ImamTabrani telah meriwayatkan melalui jalur Hisyam ibnu Ammar, dari Ismail ibnu Ayyasy, dari Amr ibnu Qais Al-Kufi, bahwa ia pernah mendengar Mu'awiyah ibnu Sufyan berkata, "Ayat ini merupakan ayat yang paling akhir diturunkan ."
Selanjutnya ia mengatakan bahwa Allah Swt. berfirman kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad Saw.:
{قُلْ}
Katakanlah. (Al-Kahfi: 110)
kepada orang-orang musyrik yang mendustakan kerasulanmu kepada mereka.
{إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ}
Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kalian. (Al-Kahfi: 110)
Maka barang siapa menyangka bahwa aku ini dusta, hendaklah ia mendatangkan hal yang semisal dengan apa yang aku sampaikan ini. Karena sesungguhnya aku tidak mengetahui hal yang gaib menyangkut berita masa silam yang kusampaikan kepada kalian berdasarkan permintaan kalian, seperti kisah tentang para pemuda penghuni gua, dan kisah Zulqarnain.
Kisah tersebut ternyata sesuai dengan kejadian yang sebenarnya. Seandainya bukan karena Allah yang telah memberitahukannya kepadaku, tentulah aku tidak mengetahuinya. Dan sesungguhnya aku hanya memberitahukan kepada kalian bahwa:
{أَنَّمَا إِلَهُكُمْ}
Sesungguhnya Tuhan kalian itu. (Al-Kahfi: 110)
yang aku seru kalian untuk menyembah-Nya.
{إِلَهٌ وَاحِدٌ}
adalah Tuhan Yang Maha Esa. (Al-Kahfi: 110) tidak ada sekutu bagi-Nya.
{فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ}
Barang siapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya. (Al-Kahfi: 110)
Yakni ingin memperoleh pahala dan balasan kebaikan-Nya.
{فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا}
maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh. (Al-Kahfi: 110)
Yaitu segala amal perbuatan yang disetujui oleh syariat Allah.
{وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا}
dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya. (Al-Kahfi: 110)
Yakni dengan mengerjakan amal yang semata-mata hanya karena Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Demikianlah syarat utama dari amal yang diterima oleh-Nya, yaitu harus ikhlas karena Allah dan sesuai dengan tuntunan syariat yang telah dijelaskan oleh Rasulullah Saw.
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui hadis Ma'mar, dari Abdul Karim Al-Jazari, dari Tawus yang mengatakan bahwa ada seorang lelaki bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mengerjakan banyak amal perbuatan karena menginginkan pahala Allah, tetapi aku suka juga bila amal perbuatanku terlihat oleh orang-orang." Rasulullah Saw. tidak menjawab sepatah kata pun kepadanya, hingga turunlah ayat ini, yaitu firman Allah Swt.: Barang siapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya. (Al-Kahfi: 110)
Perilaku-perilaku yang menyembah berbagai macam sesembahan itu dikenal dalam   Islam dengan Syirk (Polytheisme), yang berarti mempersekutukan  Tuhan yang Maha Esa dengan sesembahan  lain  yang mereka sembah. Sedangkan pelakunya disebut Musyrik.

Fasik
QS. AnNur
{وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (55) }
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia menukar (keadaan) mereka sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.
Al-fisqu  secara bahasa berarti al-khuruj (keluar). Sedang secara syari berarti keluar dari ketaatan kepada Allah

Jelaskan hakikat atau pegertian dan idiologi atau ajaran khowarij dan mu'tazilah dan perbedaannya dengan ahlul Sunnah wal jamaah ?
Hakikat Khawarij :
Dalam sejarahnya golongan khawarij muncul karena kurangnya wawasan tentang nash (Al-Quran) juga masalah politik yang sedang dihadapi saat itu.
Khawarij pertama kali muncul pada pertengahan abad ke-7, terpusat di daerah yang kini ada di Irak selatan, dan merupakan bentuk yang berbeda dari Sunni dan Syiah. Gerakan Khawarij berakar sejak Khalifah Utsman bin Affan dibunuh, dan kaum Muslimin kemudian mengangkat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah. Ketika itu, kaum Muslimin mengalami kekosongan kepemimpinan selama beberapa hari.
Kabar kematian Ustman kemudian terdengar oleh Muawiyyah bin Abu Sufyan. Muawiyyah yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Ustman bin Affan, merasa berhak menuntut balas atas kematian Ustman.
Mendengar berita ini, orang-orang Khawarij pun ketakutan, kemudian menyusup ke pasukan Ali bin Abi Thalib. Muawiyyah berpendapat bahwa semua orang yang terlibat dalam pembunuhan Ustman harus dibunuh, sedangkan Ali berpendapat yang dibunuh hanya yang membunuh Ustman saja, karena tidak semua yang terlibat pembunuhan diketahui identitasnya.
Akhirnya meletuslah Perang Siffin karena perbedaan dua pendapat tadi. Kemudian masing-masing pihak mengirim utusan untuk berunding, dan terjadilah perdamaian antara kedua belah pihak.
Melihat hal ini, orang-orang Khawarij pun menunjukkan jati dirinya dengan keluar dari pasukan Ali bin abi Thalib. Mereka (Khawarij) merencanakan untuk membunuh Muawiyyah bin Abi Sufyan dan Ali bin Abi Thalib, tapi yang berhasil mereka bunuh hanya Ali bin Abi Thalib saja. Orang-orang Khawarij ini keluar dari kepimpinan Ali bin Abi Thalib dengan dalih salah satunya bahwa Ali tidak tegas.
Orang Khawarij ketika itu sering berkumpul di suatu tempat yang disebut Khouro di daerah Kufah. Oleh sebab itulah mereka juga disebut Al Khoruriyyah.
Dalam mengajak umat mengikuti garis pemikiran mereka, kaum Khawarij sering menggunakan kekerasan dan pertumpahan darah.
Ajaran Khawarij :
Mereka berlepas diri dari Aisyah dll.
Berlepas diri juga dari ke khalifahan
Mengkafirkan orang yang lakukan dosa besar
Al-Quran adalah makhluk
Kafir zimmi lebih baik dilindungi daripada orang islam yang berdosa.
Hal ini juga dapat dijadikan perbedaan antara ahlul Sunnah wal jamaah yang tidak melalukan hal tersebut.

Hakikat Mutazilah :
Yaitu berasal dari kata Itizal yang artinya memisahkan diri bermula dari wasil bin atho yang berpendapat ada tempat lain selain surga dan neraka. Maka ia memisahkan diri dan bertemu dengan temannya yang bernama hasyim yang juga menyebar luaskannya.
Aliran ini muncul di kota Bashrah (Iraq) pada abad ke 2 Hijriyah, tahun 105  110 H, tepatnya pada masa pemerintahan khalifah Abdul Malik Bin Marwan dan khalifah Hisyam Bin Abdul Malik. Pelopornya adalah seorang penduduk Bashrah mantan murid Al-Hasan Al-Bashri yang bernama Washil bin Atha Al-Makhzumi Al-Ghozzal.       Munculnya aliran Mutazilah sebagai reaksi atas pertentangan antara aliran Khawarij dan aliran Murjiah mengenai soal orang mukmin yang berdosa besar. Menurut orang Khawarij, orang mukmin yang berdosa besar tidak dapat dikatakan mukmin lagi, melainkan sudah menjadi kafir. Sementara itu, kaum Murjiah tetap menganggap orang mukmin yang berdosa besar itu sebagai mukmin, bukan kafir. Menghadapi kedua pendapat yang kontroversial ini, Wasil bin Atha' yang ketika itu menjadi murid Hasan Al-Basri, seorang ulama terkenal di Basra, mendahalui gurunya mengeluarkan pendapat bahwa orang mukmin yang berdosa besar menempati posisi antara mukmin dan kafir. Tegasnya orang itu bukan mukmin dan bukan pula kafir, tetapi di antara keduanya. Oleh karena di akhirat nanti tidak ada tempat di antara surga dan neraka, maka orang itu dimasukkan ke dalam neraka, tetapi siksaan yang diperolehnya lebih ringan dari siksaan orang kafir.
Ajaran Mutazilah :
Lebih mengedepankan akal
Melakukan tafsir nash dengan logika dan rasional ideologi mutazilah saja (landasan 5 dasar)
At-tauhid yaitu, menyucikan allah dari sifat-sifat makhluk
Al-adl yaitu, keadilan, seluruh syariat islam harus adil.
Al-manzilah bainal al-manzilatain yaitu, satu tempat antara dua tempat
Al-wadu al-waid yaitu, janji dan ancaman, setelah nanti pasti terjadi. Tetapi, bila dosa besar maka masuk neraka.
Amar maruf nahi munkar yaitu, harus dihukum tegas dank eras tak kenal pandang bulu.
Hal ini juga dapat dijadikan perbedaan antara ahlul Sunnah wal jamaah yang tidak melalukan hal tersebut. Kecuali amar maruf nahi munkar. Serta untuk at-tauhid berbeda. Karena, bila mutazilah tidak mempercayai semua sifat. Sedangkan ahlul Sunnah wal jamaah percaya akan sifat allah 99.

No comments: